- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari wajahnya yang manis dan menawan,tetapi dari kasih sayangnya pada karib kerabat dan orang-orang di sekitarnya. Pantang baginya mengumbar aurat, dan memamerkannya kepada siapapun kecuali pada mahramnya. Dia senantiasa menguatkan iltizam dan azzamnya dalam ber-ghodul bashar dan menjaga kemuliaan diri,keluarga serta agamnya.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lembut dan memesona, tetapi dari lembut dan tegasnya tutur dalammengatakan kebenaran. Dia yang senantiasa menjaga lisan dari ghibah dan namimah. Pantang baginya membuka aib saudaranya. Dia yang memahami dan merasakan betul bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi segala tindak-tanduknya.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari liuk gemulainya kala ia berjalan, tetapi dari sikap bijkanya memahami keadaan dan segala persoalan. Dia yang senantiasa bersikap tulus dalam membina persahabatan dengan siapapun, dan dimanapun dirinya berada. Tak ada kata “cemburu buta ”dalam kamusnya. Dia senantiasa cukup dengan apa yang Allah telah berikan dan anugerahkan padanya, juga ataas nafkah yang diberikan si suami padanya. Tak pernah menuntut apa-apa yang tidak ada kemampuan pada sang qowwam di tengah keluarga. Sabar adalah aura yang terpancar dari wajahnya. Sifat tawadu’adalah pakaian yang senantiasa dia pakai sepanjang perguliran zaman.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia menghormati dan menyayangi orang2 di tempat kerja, tapi dari caranya menghormati dan menyayangi siapapun di manapun tanpa memandang status yang disandangnya. Dia yang dilihat menyejukkan mata dan meredupkan api amarah.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari banyaknya ikhwan yang memuji dan menaruh hati padanya, tetapi dilihat dari kesungguhannya berbakti dan mencintai Allah dan Rosulullah. Dia yang sellau menghindari sesuatu yang syubhat terlebih hal-hal yang diharamkan-Nya.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari pandainya dia merayu dan banyaknya airmata yang menitik, tapi dari ketabahannya menghadapi liku-liku kehidupan. Pancaran kasihsayangnya melesat tajam dari tiap nada bicara yang keluar dari bibirnya. Dia yang memiliki perasaan yang tajam untuk selalu berbuat ihsan kala di tempat umum maupun sendirian.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari merdunya suara kala bertilawah al-Qur’an dan banyaknya hadist yang ia hafal, tetapi dari keteguhan dan konsistennya mengamalkan kandungan keduannya. Dia selalu berusaha mengajarkan pada yang belum memahaminya. Al-Qur’an dan as-sunah dijadikannya sebagai suluh penerang serta pijakan dalam menelusuri lorong2 gelapnya kehidupan.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari tinginya gelar yang disandangnya serta luasnya wawasan atau lincahnya ia bergerak, tetapi dari tingginya ghirah untuk menuntut ilmu dan mengamalkan syari’at secara murni dan berkesinambungan. Ilmu yang bermanfaat adalah tongkat yang ia pegang.
Menjadi akhwat sejati,
Niscaya akan membuat iri para bidadari , menjadi dambaan para insan berjiwa Rabbani, menjadi dambaan bagi mereka para pemilik ruh dakwah dan jihadiyyah, serta para hamba Allah yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang semu...
Menjadi akhwat sejati,
Seperti yang dicontohkan oleh Khadijah, Aisyah, Hafsah, Maimunah, Shafiyah, Fathimah az-zahra, dan para shahibiyah radhiyallahu ‘anha ajma’in.
semoga kita menjadi wanita muslimah yang selalu di-ridhoi setiap langkahnya oleh Allah.