.

Glitter Text
Make your own Glitter Graphics

selamat datang.........

semoga Allah selalu memudahakn jalan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh

mungkin ini adalah saya

Foto saya
asalamu'alaikum wr.wb, dalam naungan Ridho Illahi semoga hidup penuh kedamaian walau didahului oleh permusuhan.. salam ukhuwah islamiyah

BUTA MALAM, MALAM MEMBUTAKAN



Suasana malam hari, di sebuah ruang keluarga terdapat satu meja pendek, dan beberapa kursi untuk duduk. Di bagian kanan terdapat pintu keluar. Sementara di kiri dalam juga terdapat pintu ke ruang dalam. Di dinding belakang terdapat foto keluarga.



Suasana hening, ayah mondar-mandir. Sesekali melihat ke pintu luar. Seorang ibu yang sudah agak tua duduk, tampak kesedihan dan kebingungan di wajahnya.



Ibu : kesedihanmu juga kesedihanku



Ayah : apa maksudmu ,Bu?



Ibu : iya Yah,hari terakhir ini, Ibu selalu dapatkan asam darimu



Ayah : ibu, maksudmu apa? Jangan buat aku mencoba berfikir lagi! ( sambil mendekat ke arah wajah ibu)



Ibu : tanpa ayah menjelaskan ternyata aku sudah tau sendiri dari jawaban asam mu itu ( sambil tertawa kecil pada ayah)



Ayah pergi meninggalkan ibu,tanpa basa-basi, namun dengan fikiran yang lebih mengacau atas pernyataan ibu.



Datanglah anaknya, ANA dan HANA



Ana : ibu kenapa ketawa- ketawa sendiri?( dengan enaknya sendiri Hana metingkrang di atas kursi dan kakinya pun ikut ke atas kursi.



Hana : halah, biasa . Ibu itu kan sudah agak mulai....



Ibu : mulai apa? Mulai gila. Kamu itu yang gila. Dasar! Anak gak tau di untung! Kalo saja kamu bukan anakku, pasti kamu sudah tak cincang. Lihat saja, mana ada seorang anak yang berani ngatain ibunya gila, kecuali anak gak sopan kayak kamu itu? Ibu peringatkan lagi. Jaga sopan santunmu. Lihat! Kamu harus mencontoh perilaku adikmu ini. Anaknya rajin, sholehah, sopan, gak kayak kamu, yang sukanya Cuma berfoya-foya.



Hana : terus saja ibu bela-in Ana. Aku gak peduli. ( sambil melangkah pergi)



Ibu : ana, jangan berubah seperti kakakmu ya. Ibu sudah cukup bangga akan semua yang kamu perbuat.



Muncullah Hana untuk meminta uang



Hana : bu, aku minta uang buat bayar buku, sekarang!



Ibu : apa kamu dah buta? Ini kan udah malam. Masa kamu mau bayar buku sekarang? O....ibu tahu, pasti kamu mau keluar sama laki-laki bajingan itu kan?



Hana : ibu ngomong apa sih? Bilang ja kalau gak mau ngasih uang.( melangkah pergi lagi )



Ayah : ada apa sih bu, dari tadi ribut terus. ( Ana melangkah pergi ke kamar saat ayahnya menanyai ibu)



Ibu : itu lo Yah, si Hana. Makin hari kelakuannya makin kurang ajar. Masa tadi dia mau bilang kalau ibu sudah gila?



Ayah : ( duduk ke kursi ) sebenarnya akhir hari ini ayah juga memikirkan nasib kita.



Ibu : maksud ayah?( sambil mendekati ayah)



Ayah : ya iya bu, . fikir saja sendiri. Ini PR buat ibu. Karena ibu tadi juga memberi ayah PR.



Tok-tok-tok.... pintu terketuk dengan keras namun bijak



Ibu melangkah keluar membukakan pintu.



Polisi : selamat malam . Betul dengan orang tuanya Hana?



Ibu : iya benar, ada apa pak? Ada yang bisa saya bantu?



Polisi : ini surat keterangan penahanan anak anda, Hana.



( polisi tersebut melangkah pergi )



Ibu : ini Yah. Surat untuk Hana..



Ayah : surat apa? Surat cinta?



Ibu : entahlah, dari polisi.



Ayah : polisi?



Ibu bergegas tidur tidak mau mengerti soal Hana anaknya.



Ayah : lho? Ibu mau kemana?



Ibu : mau tidur dulu. Aku sudah capek mengurusi anak seperti dia.



Ayah : ( membaca nya lalu berteriak) apa??? Tak pernah ku sangka dia akan sekeji ini.



Hana keluar dari kamar sambil mengucek-ucek matanya.



Hana : ada apa sih Yah, gak tahu apa, kalo udah jam 11 malam. Malu ma tetangga kalo ayah teriak-teriak gak jelas kayak gitu.



Ayah : plak( tamparan ) kamu ini yang buat ayah sama ibu selalu kesal. Kamu tahu ini apa? Dan kamu tahu kenapa ayah tampar kamu?



Hana : (menggeleng-geleng sambil memegangi pipinya yang mendadak merah karena tamparan namun tak merasa bersalah)



Ayah : ni, fikir saja pakai otakmu yang sudah penuh dengan setan.! ( surat itu di lemparkannya ke wajah Hana)



Hana : apa? Aku akan di tangkap polisi? Wah dasar,,,



Aduh…. Gimana ini? Apa aku kabur aja ya?



Tak terasa ternyata adik-adiknya sedari tadi memperhatikannya.



Ani : jangan lari dari masalah kakakku. Itu sama saja kakak pecundang. ( kata Ani dengan sifat yang begitu bijak)



Hana : anak kecil tahu apa?



Ani : kak, bukankah kakak yang masih seperti anak kecil? Mau main petak umpet kok sama polisi?



Hana : diam kamu!! Pergi kekamar sana!



Ana : benar kak. Ani benar.



Hana : benar apanya? O… ya..memang benar. Kalau dia itu masih anak kecil



Ana :bukan itu kak



Hana : halah kamu itu sama saja dengan yang lainnya. Udah sana tidur.



Ana : kak, tapi kakak itu salah



Hana : salah apa? Kalau salah katakan. Jangan bisanya Cuma nasehatin saja.



Ana : ( duduk )kak, Ana sudah tahu masalah kakak. Semenjak di tinggal ayah kandung kita, kakak seperti ini. Suka keluar malam sama laki-laki gak jelas.



Hana : lah,, kamu itu juga masih kecil. Tahu apa?



Ana : kak, dengerin Ana dulu. Ana belum selesai ngomong. Ingat gak, dulu ayah pernah memberi amanah ke kakak untuk tidak membuat ayah dan ibu sedih.Tapi sekarang? Lihat kelakuan kakak?! Apa kakak pernah melihat ibu tersenyum karena ulah kakak setelah kepergian ayah? Iya kak? Ayo jawab.!



Hana duduk terlemas di samping ana dan membelakanginya.



Hana : selama ini, aku Cuma inginkan satu. Menyusul ayah disana. Kamu tahu, kalau ayah rela mati demi kita?( dengan nada rendah )



Ana : rela mati? Kenapa harus rela mati? Bukannya mati sudah ada garisnya sendiri?



Hana : ah… sudah. Aku tak mau mengingatnya lagi. Sana kamu pergi tidur.



Ana dan Hana pergi ke kamar masing-masing. Memang. Setiap malam, keluarga ini pasti begadang karena selalu saja ada masalah yang datang di malam hari.



Keluarlah ibu sambil terisak tangis.



Ani : ibu, kenapa kok menangis? Ibu mimpi buruk?



Ibu : tidak nak, ibu Cuma berfikir



Ani : berfikir apa? Kok sampai menangis?



Ibu : kakakmu. Sepertinya ibu sudah tidak bisa menjaga kakakmu Hana.



Ani : kenapa sampai seperti itu bu?



Ibu : nak, kakakmu ini sudah hampir membuat ibu kehilangan seorang suami lagi. Dan ibu tidak mau itu. Ayahmu itu sayang sekali sama kalian, namun dia tidak pernah mau membalas semua jasa ayahmu.



Ani : apa sih, bu maksudnya. Ani semakin gak jelas dengan ucapan ibu( malah kembali ke kamar )



Sejenak kemudian, ayah keluar dengan membawa sebuah tas yang mungkin cukup terisi.



Ibu : ayah hendak kemana malam buta seperti ini?



Ayah : entahlah bu, ayah sendiri juga mungkin tanpa tujuan. Rasanya kepala ini ingin muntahkan sebanyak mungkin saraf – saraf nya.



Ibu : ayah ngomong apa sih..



Ayah : (duduk di atas lantai nggeletak ) entah bu, aku juga udah gak tahu harus berfikir apa dan bagaimana lagi. Ayah sudah tak tahan lagi dengan tingkah anakmu itu. Terlalu menyakitkan.



(sambil beranjak pergi meninggalkan keluarga itu sambil membawa tas nya)



Ibu hanya membiarkannya



Ana : ada apa bu, kok seperti sedih?



Ibu : ayahmu pergi lagi dan juga meninggalkan lagi.



Ana : pergi kemana?



Ibu : sepertinya pergi mencari untuk mati.



Ana : kenapa ibu berkata seperti itu?



Ibu : karena dirinya sendiri yang sudah tak betah hidup disini malam ini.



Tiba-tiba Hana muncul lagi



Hana : maksudmu karena aku?



Ibu : jika tahu kenapa harus tahu juga jawabannya. Jawabannya ada di pertanyaanmu.( dengan nada marah dan mengejek )



Hana : gak usah berbelit Bu, hahahaha…….tapi aku malah senang kalau akhirnya laki-laki tak berguna itu gak ada disini.



Ibu : dan aku akan lebih senang lagi jika suatu saat nanti kamu segera menyusulnya, pergi dari sini.



“brak.....bruk....brukk....”







^^ THE END ^^



my pet


www.spacezapper.com