.

Glitter Text
Make your own Glitter Graphics

selamat datang.........

semoga Allah selalu memudahakn jalan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh

mungkin ini adalah saya

Foto saya
asalamu'alaikum wr.wb, dalam naungan Ridho Illahi semoga hidup penuh kedamaian walau didahului oleh permusuhan.. salam ukhuwah islamiyah
hari-hari terus berganti
tak kan pernah berhenti
seribu rintang jalan berliku
bukan suatu penghalang
hadapilah segala cobaan
mohon petunjuk Yang Kuasa
hilangkanlah beda antara kita
tanamkanlah dalam dada
panca jiwa dan motto kita
sukses tiada mungkin tanpa pengorbanan
tanpa perjuangan
tanpa istiqomah
bersabarlah kawan
satu langkah lagi
kan capai harapan
909

Sakit kepala yang menetap, berkepanjangan dan menahun bisa saja menjadi gejala awal dari kanker otak. Jika Anda merasakannya, waspadai gejala tersebu


Kanker otak memang tak 'sebeken' penyakit kanker lain, seperti kanker serviks atau kanker payudara. Namun, seperti kebanyakan penyakit kanker pada umumnya, kanker otak merupakan penyakit bersifat diam (silent killer) yang berbahaya.

Karena sifatnya itu, seringkali penyakit kanker otak baru terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut. Jika rasa sakit di bagian kepala telah memuncak, ada kemungkinan, kanker itu telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis). Kalau sudah begitu, penanganan kanker menjadi lebih rumit dan berisiko.

"Oleh karena itu, masyarakat perlu melakukan deteksi sejak dini penyakit kanker otak," saran Fielda Djuita, spesialis radiologi Rumah Sakit Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta.

Seperti kebanyakan penyakit kanker, diagnosis dini dan pengobatan adalah kunci untuk pemulihan. Pengobatan yang terlambat akan mengkibatkan sel kanker tersebut menyebar dan masuk ke semua jaringan otak dan pada akhirnya bisa menyebabkan kematian.

Gejala dan faktor risiko

Kanker otak tidak memiliki beberapa gejala. Tanda-tanda kanker otak tergantung pada lokasi bagian yang terkena serangan kanker. Kejang, kehilangan keseimbangan, penglihatan kabur, kesulitan bicara, pusing, kehilangan penglihatan dan pendengaran bisa menjadi tanda-tanda dari gejala kanker otak.

Walaupun tidak semua tanda-tanda itu merupakan ciri khas dan gejala kanker otak, tetapi Anda harus waspada jika sering mengalami salah satu atau beberapa gangguan seperti yang disebutkan di atas.

Sementara itu, Ada beberapa faktor penyebab risiko terkena kanker otak. Bila dalam riwayat keluarga ada yang pernah terkena penyakit ini, maka Anda memiliki risiko tersebut.

Selain itu, paparan terus-menerus dari bahan kimia tertentu dapat meningkatkan risiko kanker. Seorang perokok juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini daripada orang yang tidak merokok. Faktor risiko lainnya adalah ras. Kanker otak lebih sering terjadi pada ras kulit putih.

Pengobatan kanker otak


Dengan melakukan deteksi sejak dini, perkembangan tumor ke arah sel kanker ganas dapat dicegah. Meskipun, pasien kanker stadium lanjut pun masih berpeluang sembuh.

Kini, dengan peralatan medis mutakhir yang dimiliki sejumlah rumahsakit di Tanah Air, Anda tak perlu lagi berobat ke luar negeri, seperti Singapura atau China, dua negara yang selama ini menjadi destinasi favorit para pasien penyakit kanker asal Indonesia.

Fielda Djuita menjelaskan Beberapa rumahsakit di Indonesia sudah punya fasilitas dan infrastruktur canggih untuk penyakit kanker.

Beberapa peralatan, seperti Positron Emission Tomography Computed Tomography (PET-CT) serta peralatan terapi radiasi Linear Accelerator, kini telah dapat dinikmati pasien di rumahsakit nasional. Dua alat ini sangat menunjang penanganan penyakit kanker.

Mesin PET-CT berguna meningkatkan akurasi penilaian dokter dalam menilai kondisi suatu tumor jinak atau ganas. Pada praktiknya, pasien akan diinjeksi dengan cairan gula (glukosa) yang mengandung radiasi dalam tingkatan normal.

Selanjutnya, tubuh pasien dipindai dengan PET-CT tersebut. Hasilnya, situs atau lokasi tumor ganas akan berpijar terang. Sebab, sel tumor ganas memerlukan sumber energi seperti glukosa untuk bermutasi.

Setelah diketahui lokasi dan sifat dari tumor pada tubuh pasien, para ahli medis yang menangani penyakit kanker tersebut akan melakukan diskusi. Tujuannya tak lain untuk mencari strategi yang tepat bagi pasien apakah masih diperlukan tes kembali atau diperlukan tindakan ekstra karena kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Bahkan, lanjut Hendra, setelah melewati proses pengangkatan kanker pun, pasien masih harus melakukan pengecekan lewat mesin PET-CT. Tujuannya untuk mengetahui apakah sel kanker atau keloid telah hilang dari tubuh pasien setelah operasi.

Setelah alat PET-CT, dokter dapat mengambil tindakan menggunakan Linear Accelator. Alat ini berfungsi untuk menyinari bagian tubuh yang menjadi situs kanker. Penyinaran dilakukan selama tiga menit. Selama penyinaran itu, pasien tidak dibius.

Biasanya, kata Fielda, pasien anak-anak penderita kanker bakal mendapatkan sekitar 25 kali penyinaran. Sedangkan penyinaran pasien kanker otak dewasa dilakukan sebanyak lebih dari 30 kali. "Dokter dapat mengombinasi antara operasi dengan penyinaran bila situs kanker adalah organ lunak dan penting seperti otak," ujar dia.

Alat Linear Accelator ini cukup penting bagi pengobatan kanker. Sebab, akurasi penyinaran alat ini cukup tinggi, sehingga bisa meminimalisir kematian sel otak yang masih sehat.

"Ada sistem yang disebut On Board Imaging (OBI). Sistem ini dapat meningkatkan akurasi karena dapat menyinari situs dalam posisi 360 derajat," ujar Fielda.

Ukuran tumor atau kanker yang dapat disinari dengan alat ini, biasanya, di atas 3 centimeter (cm). Bila di bawah 3 cm, proses pengangkatan dapat dilakukan dengan alat yang disebut Gamma Knife. Tujuannya adalah mengangkat kanker sebanyak-banyaknya dan meminimkan risiko kehilangan fungsi otak.

Keutamaan bagi orang yang shalat tahajjud

1. Mendapat pahala shalat yang paling utama setelah shalat fardhu

Sebaimana yang telah dijelaskan dalam hadist Nabi SAW yang artinya : “ shalat apakah yang paling utama setelah shalat fardhu”. Rosul menjawab “shalat malam(lail)

2. Menjadi orang paling dekat dengan Allah

Sebagaimana ynag telah diterangkan dalam sabda Nabi SAW yang artinya : “Allah paling dekat dengan hamba-Nya pada akhir pertengahan malam. Oleh karena itu, jika kamu sanggup untuk menjadi orang yang mengingat Allah pada saat itu, maka kerjakanlah”.(HR. Tirmidzi)

3. Akan menjadi orang yang senantiasa selalu dicintai oleh Allah

Sebagaimana sabda Nabi SAW, yang artinya : “Puasa yang paling Allah cinta adalah puasa Daud.beliau(nabi Daud AS)tidur setengahmalam lalu tidur lagi seperenam malam. Beliau juga biasa sehari puasa dan sehari berbuka”.(HR. Jama’ah)

Hikmah shalat Tahajjud

1. Akan menjadikan pelakunya memiliki sifat rendah hati.

2. Menjadikan pelakunya sebagai orang yang selalu mensyukuri nikmat Allah Azza wa Jalla

3. Dapat melepaskan simpul godaan setan (mengusir setan)serta menjadikan badan segar dan penuh semangat

Keajaiban dan kemukjizatan

1. Shalat Tahajjud dan kanker

Shalat Tahajjud ternyata tidak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat terpuji disisi Allah, akan tetapi juga kesehatan tubuh. Menurut hasil penelitian Dr. Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah satu shalat sunnah itu bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker. Hal ini memang terlihat seperti lelucon, akan tetapi Dr. Sholeh,telah membuktikan hal ini dalam serangkaian penelitian yang panjang tentang bagaimana pengaruh shalat Tahajjud terhadap peningkatan perubahan respons ketahanan tubuh imonologik : suatu pendekatan siko neuroimunologi.

Jika melakukan shalat Tahajjud secara kontinu, tepat gerakannya, khusyu dan ikhlas, secara medis shalat Tahajjud menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.

2. Shalat Tahajjud perkuat system imun tubuh

Nah, ini ada kisah nyata : dulu ada seseorang pernah mengalami penyakit kanker kulit. Dokter sudah angkat tangan. Namun Tahajjud menyelamatkan nyawa seseorang tersebut. 1982-1987, setelah itu ia dinyatakan sembuh sama sekali. Semisal, jantung koroner yang secara teori kedokteran lama tidak bisa disembuhkan. Tapi, melalui imunitas imunologi tadi penyakit ini bisa disembuhkan. Jantung koroner ini penyebabnya adalah tersumbatnya arteri jantung karena kolesterol(tidak berkeringat sama sekali)

Nah, kalo saja orang itu mau shalat Tahajjud seperti yang dilakukan Rosulullah SAW, 2rekaat saja semalam, nantinya aka nada metabolism tubuh kita akan bercucuran keringat, bahkan di ruang AC sekalipun. Keluarnya keringat ini menyehatkan. Karena di dalam tubuh kita ada metabolism kolesterol2 akan dibakar ATP/ADP sehingga menjadi energy yang merangsang kelenjar keringat untuk berkeringat.

Dalam penelitian lain terungkap bahwa shalat Tahajjud berpengaruh pada system imun tubuh manusia. Tepatnya pada sesuatu yang dalam dunia medis disebut sebagai Makrofag : sel imunitas tubuh yang berfungsi untuk memakan sel lain yang tidak normal. Karena itu jika ada rang terserang penyakit kista itu sesungguhnya menunjukkan bahwa makrofag-nya mengalami defisiensi, atau tidak bekerja dengan baik. Dengan demikian, kalo teorinya dirunut lebih dalam, makrofag tidak akan bereproduksi kalo yg bersangkutan itu stress. Kalo dirunut lagi mungkin orang ini kena penyakit hati seperti iri, dengki, sombong. Nah… hal ynag seperti inilah yang menyebabkan stress. Jauh dari qona’ah(puas), tawakkal hingga orang yang sering Tahajjud tak pusing kepala, padahal dia bangun tengah malam. Ini sesungguhnya disebabkan karena saat seseorang melakukan shalat Tahajjud , otak melepaskan serotonin, beta endorsing, dan melatonin yang diproduksi otak.

Ketika seseorang shalat Tahajjud serotonin, beta endorsing, dan melatonin itu terproduksi yang menyebabkan kita menjadi tenang. Karena ketenangan itulah maka homeostatis terjaga. Pusing disebabkan karena terganggunya homeostatis, mungkin bisa hipertensi atau hipotensi. Para pakar memandang bahwa shalat Tahajjud memiliki kekuatan mediatif tingkat tinggi : psikis dan fisik.

Orang yang sakit itu terganggunya homeostatis. Namun ketika shalat Tahjjud relaksasinya tercapai secara maksimal maka keseimbangan tubuh terjaga.

Nah.. jika kita melakukan shalat Tahajjud secara rutin, benar gerakanya, ikhlas dan khusyu akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat, sehingga tidak mudah stress saat menghadapi problematika kehidupan. Dengan shalat Tahajjud pasti hati kita akan seemakin lembut, jernih dan berenergi tinggi, sehinnga bacaan shalat beserta hikmah-hikmah yang terkandung mengalir deras dalam relung jiwa kita dan menjadi pelita hidup di kemudian hari. Semoga Allah mengangkat kita ke tempat yang terpuji. Amin..

Tips – tips agar shalat kusyuk


1. Mengenal Allah, menghadirkan, mengagungkan, dan takut kepada-Nya

2.Hendaknya orang yang shalat menyadari bahwa shalat adalah perjumpaan, sekaligus komunikasi dirinya dengan Allah

3.Ikhlas dalam melaksanakannya

4.Mengonsentrasikan diri hanya untuk Allah

5.Menghindari berpalingnya hati dan anggota tubuh dari shalat

6.Merenungi setiap gerakan dan dzikir-dzikir dalam shalat

7.Memelihara tuma’ninah (ketenangan), dan tidak terburu-buru dalam shalat

8.Semangat dalam melakukan shalat

9.Memilih tempat shalat yang sesuai, menghindari segala yang menyibukkan dan mengganggu serta hal-hal yang memanjangkan bacaan.hendaknya kita salat,seperti shalatnya orang yang akan berpergian jauh meninggalkan alam fana

CINTA TAK AKAN KEMANA

Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas yang cukup ternama di pulau Jawa. Kini usiaku menginjak 20 tahun. Aku anak Tasikmalaya yang merantau ke pualu Jawa bagian timur. Aku adalah salah satunya mahasiswa yang terbalut cinta. Aku menaruh hati pada seseorang yang mungkin cukup terkenal di kampusku. Begitulah ku memanggil tempat untuk ku menuntut dan menggali ilmu saat ini. Dia adalah Mahfudzin. Nama yang cukup mudah untuk diingat dan dikenal orang lain. Tentunya juga aku. Dia memang tak tampan dibanding teman-teman yang lain. Tapi dia mampu mencuri hatiku yang saat itu bisa dibilang gundah gulana. Perlu ku mengingat lagi, bukan baru saja aku menaruh hati padanya. Namun sejak dari kelas 1 Madrasah di pesantren aku telah memiliki rasa untuknya. Bukan dari bertemu, namun dari mimpi saat aku hendak pergi ke pesantren. Kira-kira kurang lebih 7 tahun yang lalu.

Pagi yang berselimutkan embun saat itu ku sempatkan diri tuk menengok ke meja dimana ia biasanya tempati itu. Aku berkata dalam hati, “Aina huwa, ?kok tidak seperti biasanya dia belum terlihat?”, begitulah ucapku dalam hati. Sejenak ku berfikir, dalam lamunanku, ku dibangunkan Jihan temanku. Teman yang selalu ada untukku saat suka dan dukaku. Namun ku belum bisa membalas banyak semua kebaikannya. Huuh….biar Allah saja nanti yang membalas semua kebaikannya, dengan surga haqiqi-Nya. “Hayoo…mikirin Mahpud ya?”. Ya, memang begitulah nama akrab Mahfudzin biasanya di panggil oleh teman-teman sekampus. Memang, apa-apa yang sedang kurasakan kuceritakan pada sahabat baikku itu. Ku akui aku menaruh hati pada sesosok Mahpud. Tak ubahnya teman-teman yang lain yang juga memiliki perasaan yang sama walau hanya sekedar nge-fans.

Ketika ku berada dalam kepenatan di ruangan, aku memutuskan untuk sekedar refresh sejenak otakku diluar ruangan. Aku langkahkan kakiku untuk pergi ke kantin sekolah yang letaknya tak jauh dari ruanganku, yang memiliki penjaga sejumlah 6 orang. Tak kusangka ku dapati ia, Mahpud yang kucari-cari berada di ruang UKS yang ukuranya kurang lebih 4x4 meter itu terbaring sakit tak berdaya. Kulirik wajahnya pucat pasi. Dia berselimut angin. Ku ingin mendekatinya. Namun….itu bukan yang diajarkan padaku. Aku hanya boleh mencintainya, bukan menyentuhnya kecuali, ia adalah suamiku. Ku kembali saja di ruanganku dengan perasaan bingung penuh pertanyaan yang bertubi-tubi.

Lonceng berdering. Tanda seluruh materi yang diajarkan para dosen kepada para mahasiswa telah usai. Aku dan temanku Jihan bergegas keluar dari ruangan untuk menengoknya lagi. Namun tak kudapati dia di ruangan itu. “Ya ukhti, kok gak ada? Yakin, tadi ana melihatnya disini”, tanyaku pada Jihan. Jihan sendiri menggeleng kepala tanda tidak tahu-menahu soal ketidak adaan Mahpud. Ku coba untuk tenangkan hati dan fikiranku bahwa dia akan baik-baik saja. Ku hilangkan semua rasa gundahku, sesaat aku berdiri di depan daun pintu UKS itu.

Tiba-tiba salah satu temannya lewat. Walau awalnya ku tak pernah berani bercakap-cakap dengan seorang pria, namun kali ini ku beranikan diri untuk bertanya akan keberadaan Mahpud. “Assalamualaikum Jery, ana ingin bertanya, kira-kira antum tahu tidak keberadaan teman antum yang sedari tadi pagi terbaring di UKS ini?”, tanyaku perlahan, karena takut salah dan kasar ataupun menyinggung hatinya dalam pengucapanku. Ya, memang inilah aku. Zahra yang yang mungkin bisa dibilang kuper atau apalah yang sejenisnya.

“ Wa’alaikumsalam…o…. Mahpud to?! La yo, aku dari tadi juga nyari-nyari deweke, tapi yo gak ketemu-ketemu, aku yo bingung”, ucap Jery dengan logat yang penuh Jawanya itu. Jery adalah keturunan orang Jawa dan Sunda. Maka tak salah lagi jika cara dia berbicara pun logat itu masih tertanam tegar di lisannya. “Lo…kok you malah gak tahu sih… bukannya you best friendnya?”, tegur Jihan dengan cara dia berbicara agak kebarat-baratan itu. Karena Jihan pernah ingin berkunjung ke Negara Amerika. Namun sampai sekarang belum kesampaian juga. Hahahahahah ,maklum,,.

Ketika semua terdiam, salah satu teman yang memiliki julukan ”Bintang Kampus” universitas berteriak, ”Ada yang mau bunuh diri!”. Dengan sangat respon, aku, Jihan dan Jery lari mendekati sumber suara. Banyak mahasiswa yang sudah berjubelan di halaman belakang ruang para dosen yang biasanya digunakan untuk latihan basket. Yang letaknya dari ruang UKS kurang lebih 100 meter. Di sebelah halaman terdapat sebuah tiang tower yang cukup tinggi, yang ujungnya berwarna merah keputih-putihan. Semua mata memandang ke arah puncak tower. Dengan penuh keheranan aku, Jihan dan Jery memfokuskan pandangan ke puncak tower. Aku yang memang dari kecil memakai kacamata, ya…cukup jelas untuk bisa melihat kearah yang agak jauh. Ternyata….ternyata Mahpudlah yang berada di atas tower itu. Mahpud alias Mahfudzin yang ku nantikan kehadirannya di hatiku. Memang tak salah lagi bahwa itu adalah Mahpud. Aku kembali di bayang-bayangi pertanyaan yang membuatku sedih dan bingung kembali. “Ya Allah.. apa yang membuat dia melakukan hal sekeji ini pada dirinya sendiri? Mengapa ia menyakiti dirinya sendiri?”.

Aku langsung mengambil microphone di ruang dosen. Lalu ku lantunkan sebuah syair puisi untuknya, berharap agar dia turun dari tower mengerikan itu di dalam kerumunan banyak mahasiswa. Walaupun dengan rasa gemetar dan tak tenang serta rasa malu pada teman- teman, aku mencoba optimis bahwa aku bisa meyakinkanya bahwa apa yang dilakukanya itu tidaklah benar. Ku ambil diary kecilku yang selalu menemaniku yang ku letakkan di dalam tas. Lalu ku bacakan untuknya puisi yang memang dulu inigin ku sampaikan padanya, saat 12 hari setelah aku masuk ke pesantren.

Jangan menghilangkan aku dari senyum lembutku

Karena aku sudah berdebat dengan cuaca untuk hidup dan mati

Surga yang bergetar ketika aku melihat wajah yang

Dan membuat aku optimis bahwa akan datang hari

Penuh tawa dan kemudian penderitaanku akan menghilang

Jadi jangan ambil dariku senyum lembut

Aku berjanji padamu bahwa aku tak akan mengganggumu

Tapi membuatku memilih untuk hidup daripada mati

Dan biarkan aku berharap senyum khusus

Untuk mengangkatku saat aku merasa tertekan

Saat aku sakit jiwa adalah melarikan diri

Kesedihan dan kesepian itu jadi saksi

Tuhan…aku berdo’a, dan

Kebahagiaan pasti datang mengunjungiku suatu hari

Dan permohonan dalam nama Tuhan

Tidak mengambil senyum lembut dariku

Suram….tempat kumelihat

Penuh kegelapan…

Kemudian sesaat, aku tak sadarkan diri. Aku tak tahu apa yang menimpa diriku. Ketika ku membuka 2 katup mataku yang kulihat adalah seorang pria yang terbaring di sampingku. Lalu ku berkata, ”Astaghfirullahal ‘adzim, ma ta’mal huna?( apa yang kamu lakukan disini?)”, tanyaku pada pria yang memiliki nama lengkap Mahfudzin Khoirul Alim yang sama-sama aku dengannya mengambil jurusan bidang materi Keagamaan khususnya Bahasa Arab dalam universitas ini. “La tahsyin ya ukhti”, tegurnya, yang artinya “Janganlah khawatir”.

Sesaat, dia menceritakan padaku tentang apa yang sudah terjadi padaku. “Saat antun lantunkan puisi tadi, sungguh ana menangis menyesali akan apa yang telah ana perbuat. Ana sangat bodoh sekali melakukan hal yang tak disukai Allah ini. Jiwa ini seperti hidup kembali, setelah sekian lama runtuh bagai puing-puing gempa di atas bumi ini. Apakah kamu ingin membantu ana? Keluar dari masalah yang telah menghimpit?”.

Lalu dengan tenang dan halus ku mencoba menjawabnya, ”Afwan, jika sebelumnya ana lancang melakukan hal seperti ini yang mungkin belum terlintas di benak antum. Ana ….”, ucapku padanya walau aku masih merasa belum kuat untuk berkata padanya.

”Kamu tak lancang melakukan ini. Malah ana ingin berterima kasih pada antun karena telah membantu menghidupkan jiwa ana kembali, jiwa yang dulu pernah terbenam luka . Oh ya Zahra, tidak terasa ya kita dah hampir 7 tahun memegang ilmu yang sama, bersama, namun ana tidak begitu mengenalmu. Ana inget sekali saat pertama kita bertemu, kita seperti anak kecil saja, masih suka olok-olokan, dan suatu hari tanpa ana sadari, kamu memberiku isyarat untuk nama ana terpahat dihatimu. Iya kan, masih ingat pastinya. Ternyata puisi yang kamu buat mampu merubah jalan fikiran ana yang awalnya ingin bunuh diri malah sekarang sangat benci sekali dengan kata “Bunuh diri”. Gimana? Kamu sudah merasa baikkan kan?”, tukas Mahpud panjang lebar. Yang biasanya pada pelajaran Matematika, panjang dikali lebar adalah luas segiempat .

Jihan datang membuyarkan percakapanku dengan Mahpud. Jihan mengajakku untuk cek ke dokter tentang kesehatanku saat ini. Untunglah…

2 hari kemudian, saat aku jalan-jalan mengelilingi kampusku, ku lihat dia mengumbar senyum padaku. Ku balas senyumnya walau hanya secuil.

“Zahra, kata Jihan kemarin kamu menangis? Ada apa? there’s some problems?”, tanyanya saat aku sedang melanjutkan menulis novelku yang berjudul “ Saatnya aku kembali” ini.

“Gak kok, Cuma masalah kecil”, tukasku dengan tegas.

Hari-hari berlalu seperti biasanya. Dan seperti biasanya, aku menggoreskan tinta pena warna biru ber-glitter. Dan sesaat aku temukan imajinasiku yang pernah lenyap kini hadir lagi tanpa satu undanganpun. Ku teringat kisah setahun yang lalu saat aku melantunkan sebuah syair untuk yang ingin bunuh diri, Mahpud. Ku teringat akannya yang hendak bunuh diri entah karena apa. Karena dia tak pernah mau membahas soal itu lagi. Namun aku masih ingin mengetahuinya.

“Jer, antum masih ingat sama kisahnya Mahpud yang setahun lalu pernah ingin bunuh diri? Antum tahu gak masalahnya apa?”, tanyaku penuh keheranan.

“Wah, kayaknya aku tahu. Tapi lebih kayaknya, aku gak tahu deh”, jawabnya dengan enteng.

“Gimana sih antum ini, pastinya antum tahu donk,.ya….. mbok menowo?!”, tanyaku lagi yang sedikit-sedikit mengikuti logat Jawanya yang medok itu.

“Apa? Mbok menowo? Dia sudah pulang balik kesini to.? Bareng sama Pak menowo gak? Wah….ana mau dong minta tanda tangannya… pasti seru ..”

“Heh.. antum ngomong apaan sih? Malah bercanda.. ya udahlah ana mau pulang dulu”, gerutuku sambil melangkah pergi.

“Wokay… be carefully ya ukhti”, jawabnya dengan mengacungkan jempolnya.

Aku melangkah pergi meninggalkan Jery menyusuri jalan raya yang penuh polusi. Aku memilih jalan kaki daripada naik angkutan umum. Ya hitung-hitung untuk menghemat uang. Toh, kost ku tidak jauh dari kampus. Tak ku sangka, aku bertemu sang pengisi ruang hatiku, Mahpud.

“Zahra…awas…”, teriaknya padaku.

Ku tengok kearah suara yang memanggilku. Naasnya, aku tertabrak truk yang mengangkut kayu-kayu bakar dari hutan yang katanya hendak dikirim ke Bandung. Aku terlindas roda truk, tepatnya tangan kananku. Aku tak lagi sadarkan diri. Yang ku lihat saat itu terakhir kalinya adalah wajah Mahpud yang setengah khawatir. Dan kekhawatirannya itu berbuah hasil. Yaitu aku ditabrak truk muatan itu.

8 jam kemudian aku baru sadarkan diri. Kulihat sekelilingku. Jam dinding yang berdetak menunjukan pukul 1 malam. Mahpud yang tertidur di sofa ber-alaskan tas ranselnya, dan mengenakan jacket coklat kesukaanya. Aku pandangi dia terus-menerus. Mencoba menangkap bayangannya dan memahatkannya di jurang hati. Tak terasa perlahan air mataku jatuh menetes, mengucur bagai keringat. Saat ingin ku menggerakkan tangan kananku untuk mengelap air mataku yang masih tersisa di pipi, aku terkejut bukan kepalang, “Aghhhhh………………”, teriakku yang membuat Mahpud terbangun dari mimpi panjangnya.

“YaAllah, kamu kenapa Zahra?”, kagetnya sambil menghampiri dipan kasurku.

“Mahpud, tangan kanan ku kemana? Apa yang telah terjadi? Jelaskan..! Ayo jelaskan….!”, teriakku sekali lagi.

“Tenang dulu Zahra, tanganmu…….tanganmu….”

“Iya, tanganku kemana”

“Tangan kananmu.. di… diamputasi..”, terbata – bata ia menjawabnya.

“Apa? Di amputasi? Kenapa?”, teriakku sehingga dokter pun datang ke kamar rawat itu. Ia menjelaskan semuanya. “Zahra, anda harus tenang dulu. Tangan anda di amputasi karena tulang di organ tangan anda telah hancur lemur yang jika tidak di amputasi akan mengganggu proses system gerak anda”, tegas Dokter berkacamata itu.

“Mahpud, kenapa ini semua terjadi padaku? Kenapa? “, berlinanglah aku dengan air mata.

“Zahra, ana tahu kamu wanita yang tegar. Ana yakin kamu bisa menjalani hari-hari yang akan datang sebagaimana biasanya. Jangan sedih sahabatku… ada ana disini”, hiburnya untuk meringankan beban sakitku. Karena saat itu hanya dia yang mengetahui langsung peristiwa penginjakan roda truk pada diriku.

“Syukron, akhi. Antum sudah membuat ana kembali bersemangat lagi”, terima kasihku padanya.

Dia membantuku menyeka sisa air mataku yang tertinggal di wajahku, karena aku juga tahu, bahwa tangan kiriku masih di infuse. Sungguh Ya Rabb, sungguh lembut sentuhannya. Aku bagai bayi yang baru saja dilahirkan yang mendapatkan kasih sayang yang begitu besar dari sentuhan seorang ibu. Aku merasa seperti hidup kembali, setelah beberapa menit lalu aku merasa menyerah untuk hidup. Yang lebih dekat dengan keadaan mati.

“Anggap saja ini balas budi ana setahun lalu saat ana juga ingin menyerah untuk hidup. Dan kamu datang membawakan kedamaian dalam hati ana”, katanya sambil masih membantuku mengelap air mata dengan sapu tangan merah miliknya. Kesedihan itu cepat sekali berubah dengan tawa. Dia mampu membuatku semangat lagi. Tidak menyerah. Tidak malu walau hanya memiliki satu tangan saja. Dia pun menyuruhku untuk memasukkan sejumlah butiran nasi agar perutku tidak kosong, dan untuk minum obat. Aku kembali tidur setelah ia menyingkapkan selimut di tubuhku. Allahu akbar. Aku sangat bahagia sekali. Karena di tengah-tengah kesedihanku, ada yang menghiburku. Dia pun kembali ke mimpinya, tidur lagi. Ku coba untuk sedikit menggerakkan tangan kiriku untuk takbir. Ku ingin lakukan sholat jama’ magrib dan isya’ yang akan ku lanjutkan dengan solat tahajjud. “Walau kamu dalam keadaan berbaring, janganlah lupa akan kewajibanmu untuk sholat 5 waktu. Karena sholatmulah yang pertama kali akan dihisab di Arsy-Nya kelak”, begitulah yang kuingat cuplikan ceramah Ustad Khoir dulu saat di pesantren sebagai nasehat utamanya untuk kami semua setelah menjadi alumni pesantren. Dan yang ku bisa saat ini adalah sholat menggunakan isyarat mata. Karena sungguh aku tak kuat walau hanya mengangkat tanganku. Air mata tak jenuh menetes kembali. Bahkan kali ini mengucur deras.

Pagi yang berselimutkan embun membangunkanku dalam tidur panjangku. Ku dapati Mahpud tak lagi terbaring tidur di sofa, tapi di dekatku. Saat kubuka katup mataku, dia sudah tersenyum padaku, padahal jam dinding masih menunjukan pukul 7 pagi. “Astaghfirullah, ana telat solat subuh”, kataku pada diri sendiri.

“Bagaimana? Sudah agak mendingan?”, tanyanya memulai pembicaraan.

“Alhamdulillah, ana rasanya sudah agak mendingan. Antum gak siap-siap ke kampus?”, jawabku yang beserta pertanyaan.

“Gak ah, ana mau disini saja. Jagain kamu. Toh dosennya hari ini galak. Jadi gak mood deh”.

“Kok antum gitu? Kan ana disini sudah ada perawat yang akan jaga ana. Jadi tidak perlu khawatir. Yakinlah”.

“Nih, ayo makan dulu”, ajaknya. Dia memberiku sesuap nasi dengan lembut sekali. Penuh perhatian terhadapku. Ku berikan saja senyuman termanisku hanya untuk dia dan menjadi yang pertama kalinya.

Dialah yang menemani hari-hariku karena sahabat baikku Jihan sedang ada tugas di luar kota, dan aku pun juga jauh dari keluarga. Dia juga yang memberiku semangat bahwa “Tak ada kata menyerah untuk seorang wanita yang tegar”.

Sampai pada suatu hari, ia mulai menyibakkan pertanyaan. Tak pernah ku sangka selama aku beberapa hari di rumah sakit, ia yang membawakan tasku. Dan ia telah membaca semua diaryku dari A hingga Z. Dari awal hingga akhir. Awal ku mencintainya 7 tahun yang lalu yang melalui mimpi hingga saat ini bahkan detik ini. Dia sendiri yang bercerita kepadaku. “ Zahra, ana sudah tahu semuanya tentangmu. Kamu tidak perlu malu untuk mengakuinya. Memang, dulu ana anggap itu hanya bercanda. Dan ternyata sampai saat ini pun kamu tak lelah untuk menungguku. Zahra, maafkan ana. Ana tidak pernah mau tahu mengerti isi hatimu dulu. Ana bahkan sering melukai hatimu dengan bercemburukan santriwati-santriwati dulu yang lainnya. Namun itu semua sudah menjadi masa lalu. Dan ana tak mau hidup di dalamnya lagi. Zahra, izinkan ana untuk menjadi Imammu. Dan izinkan ana untuk setiap kali mengecup keningmu dan mengatakan bahwa aku mencintaimu”, katanya padaku yang dengan suara desah nafas yang menyejukkan kalbu. Tak terasa ku mengucurkan lagi air mata ini. Tak bisa ku bendung rasa antara malu dan bahagia ini.

Menginjak usia ke 22 tahun, aku syah dijadikannya pendamping hidup. Antara haru dan bahagia ku ucapkan padanya, “Musuhku dahulu telah menjadi sahabatku kemarin dan sahabatku kemarin telah menjadi kekasihku sekarang”.

“Kekasihku Zahra, ini cincin untukmu yang akan ku sarungkan sendiri di jari manismu, dan kalung ini akan ku letakkan sendiri di lehermu sebagai ganti gelang untuk tangan kananmu dan mengatakannya sendiri padamu bahwa aku mencintaimu dalam sujudku pada-Nya”.

_THE END_

JYunda dan BintangJ

my pet


www.spacezapper.com